PAHALA

Saya mengenal beberapa kawan dengan jiwa dan kepribadian masing-masing. Salah satu diantara mereka membuat saya selalu mengakumulasikan sesuatu, dimana kesalahan dan kebaikan bisa dihitung dan bisa disentuh (artinya dilakukan dengan kesadaran yang lebih dahulu disiapkan).

Sebelumnya, saya tidak memikirkan bagaimana saya berkebaikan pun juga berkejahatan. Saya melakukan berdasarkan waktu, tempat, dan situasi dimana saya berada. 

Benar, yang saya maksudkan adalah soal "pahala". Semua agama mengenal adanya "pahala", dalam Hindu dan Buddha bisa disamakan dengan hadiah pertanda atau pengumpulan karma baik, Penganut Buddha mengacu kepada wacana Sang Buddha,di  mana phala dari kehidupan yang kontemplatif diurai secara rinci, terutama dalam Samaññaphala Sutta (DN 2). 

Penganut Hindu dan para yogi mengacu kepada Yoga Sutra dari Patanjali untuk penguraian phala dalam yoga. juga dalam Nasrani dikenalkan dengan "apa yang kau tanam, adalah apa yang kau tuai" namun ada pernyataan bahwasannya Segala perbuatan baik bagi umat Allah bukanlah untuk mengejar keselamatan, sebab keselamatan itu sudah dikerjakan sekali sepanjang masa, oleh Kristus. Jangan remehkan Kristus dan jangan membuat lebih banyak Kristus, karena Allah adalah Satu maka Kristus juga adalah Satu. Sebab menambah-nambahi usaha demi keselamatan sama atau setara dengan menganggap Allah bukan Mahakuasa atau Allah bukan Mahabesar, atau lebih parah adalah menganggap Allah pendusta (dikutip dari https://hakadosh.wordpress.com/2010/01/18/pahala-bagi-kristen/ ) 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROSPEKSI

ADA APA APRIL

DILEMATIS