Suara apa itu di atas sana? Aku mendengar seperti kerikil jatuh dari langit, kemudian pikiranku berjalan-jalan di dalam sini; bertemu dengan "apakah tikus?" "apakah kucing?" bahkan "apakah benda dan unsur mistis?"
Malam ini saya mengunjungi agenda makan malam bersama teman-teman, bisa dikatakan hubungan saya dan teman-teman cukup dekat jadi kami merasa bahwa perbincangan menuju ke ranah-ranah pribadi adalah hal yang biasa. Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dalam obrolan pribadi kami adalah mengenai hubungan dengan pasangan dan perencanaan masa depan. Setelah semua obrolan selesai, perasaan-perasaan dilematis selalu datang dengan cepat kepada orang tipe melankoli sepertiku. Dilematis akan suatu hal yang pada awalnya sudah sangat yakin menjadi berkurang keyakinannya hanya karena mendengarkan cerita dan pengalaman orang lain, padahal belum tentu pula terjadi pada diriku sendiri. Entahlah, Tuhan merancang hati manusia serapuh menggenggam pasir di pantai, agar manusia ciptaannya merasa memerlukan Dia yang Maha Baik, Maha Penghibur, dan segala macam Maha di dunia.
Jiwangga dan Kawan (bertemu manusia-manusia naif kekeliruan) Menerka-nerka sesuatu dalam pikiran orang lain adalah kegiatan setiap orang, namun tidak semua orang dapat menjelaskan dengan tepat apa yang ada dalam pemikiran orang lain. Rupanya Jiwangga memiliki beberapa koreksi mendalam tentang suatu hal yang ia sukai, namun yang harus ia koreksi adalah perasaan sakit hati masa lalu yang belum ia tinggalkan sepenuhnya. Beberapa kualitas yang berpihak padanya menciptakan suatu ideologi dan muncul ke permukaan pergaulan rekan sosialnya sebagai sesuatu yang ambigu. Jiwangga mulai terbiasa hidup di tengah pergumulan para serdadu antidisiplin, di tengah itu semua dia mengingat misi awalnya untuk memiliki kekasih sesuai harapannya sejak masa pencarian kepercayaan. Jiwangga ...
Ya Tuhan, Allah penyelamatku, siang malam aku berseru kepadaMu. Semoga doaku sampai kehadiratMu, dengarkanlah jeritan tangisku. Sebab hatiku tersesak kesusahan bertimbun-timbun, dan hidupku mendekati ambang maut. Aku dianggap sudah turun ke liang kubur, seperti orang kehilangan hayat. Di alam mautlah kediamanku, seperti orang yang mati terbunuh karena aku berbaring dalam kubur. Seperti orang yang tidak lagi Kau ingat, terpisah dari cintaMu. Kau campakkan daku ke lubang terdalam, ke tubir yang gelap gulita. Aku tertindih oleh amarahMu, dan keberanganMu melumpuhkan daku. Handai taulanku Kau jauhkan daripadaku Kau jadikan daku haran bagi mereka. Aku terkurung, tak dapat lolos, mataku kabur tersesak derita. Sehari-hari aku berseru kepadaMu, ya Tuhan, kepadaMu kutadahkan tanganku. Adakah Engkau berkarya bagi orang mati ! masakan arwah bangkit untuk memuji Engkau Adakah kasihMu dikisahkan dalam kubur, dan kesetiaanMu di daerah kebinasaan ! Adakah karyaMu yang agung...
Komentar
Posting Komentar