Suara apa itu di atas sana? Aku mendengar seperti kerikil jatuh dari langit, kemudian pikiranku berjalan-jalan di dalam sini; bertemu dengan "apakah tikus?" "apakah kucing?" bahkan "apakah benda dan unsur mistis?"
Dua hari lalu, tepatnya tanggal 18 Oktober, film Indonesia berjudul Dancing In the Rain mulai tayang di Indonesia, salah satu pemain film tersebut adalah aktor favorit saya, yaitu Deva Mahenra. Saya memiliki minat khusus untuk menonton film ini karena ada dia (Deva Mahenra). Membahas sedikit mengenai Deva Mahenra yang selalu bermain apik dalam setiap filmnya, juga sangat menarik hati untuk tak di pandang sebelah mata atas kemampuan main perannya, rata-rata karakter yang ia dapat adalah karakter protagonis, dan saya melihat ada satu karakter yang melekat pada Deva Mahenra yaitu romantis. Film ini adalah salah satu film beralur mundur yang membuat saya menangis sepanjang cerita, dari pertama kali film ini di putar (prolog) yang menceritakan seorang anak berkebutuhan khusus (cacat psikis) tinggal bersama Eyang Uti tanpa kasih sayang Ibu dan Ayah kandungnya yang tidak mau menerima keadaan. Dikisahkan, Banyu (Dimas Anggara) yang sejak kecil dirawat dengan penuh kasih oleh Eyang Uti (...
Jiwangga dan Kawan (bertemu manusia-manusia naif kekeliruan) Menerka-nerka sesuatu dalam pikiran orang lain adalah kegiatan setiap orang, namun tidak semua orang dapat menjelaskan dengan tepat apa yang ada dalam pemikiran orang lain. Rupanya Jiwangga memiliki beberapa koreksi mendalam tentang suatu hal yang ia sukai, namun yang harus ia koreksi adalah perasaan sakit hati masa lalu yang belum ia tinggalkan sepenuhnya. Beberapa kualitas yang berpihak padanya menciptakan suatu ideologi dan muncul ke permukaan pergaulan rekan sosialnya sebagai sesuatu yang ambigu. Jiwangga mulai terbiasa hidup di tengah pergumulan para serdadu antidisiplin, di tengah itu semua dia mengingat misi awalnya untuk memiliki kekasih sesuai harapannya sejak masa pencarian kepercayaan. Jiwangga ...
Malam ini saya mengunjungi agenda makan malam bersama teman-teman, bisa dikatakan hubungan saya dan teman-teman cukup dekat jadi kami merasa bahwa perbincangan menuju ke ranah-ranah pribadi adalah hal yang biasa. Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dalam obrolan pribadi kami adalah mengenai hubungan dengan pasangan dan perencanaan masa depan. Setelah semua obrolan selesai, perasaan-perasaan dilematis selalu datang dengan cepat kepada orang tipe melankoli sepertiku. Dilematis akan suatu hal yang pada awalnya sudah sangat yakin menjadi berkurang keyakinannya hanya karena mendengarkan cerita dan pengalaman orang lain, padahal belum tentu pula terjadi pada diriku sendiri. Entahlah, Tuhan merancang hati manusia serapuh menggenggam pasir di pantai, agar manusia ciptaannya merasa memerlukan Dia yang Maha Baik, Maha Penghibur, dan segala macam Maha di dunia.
Komentar
Posting Komentar