ANGKASA RAYA DAN BUMI

Pada hari kelahirannya yang ke 21, Raya menyempatkan diri untuk mengunjungi makam orangtuanya yang sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Makam tidak terurus penuh dengan dedaunan kering berserakan, bunga tabur yang sudah ikut menjadi tanah, dan belum dibuat monumental diatasnya. Lantas, mengapa Raya membiarkannya begitu saja? baru hari ini sejak kematian orang tuanya, ia kembali menengok kuburan itu.

Bumi adalah seorang pemuda yatim piatu, tinggal dalam asuhan yayasan miskin di sebuah kabupaten yang jauh dari kota, ketika berusia 19 tahun dia mulai bosan dengan rutinitas kehidupannya yang dirasa penuh tekanan dan terbatas dengan aturan pun terbatas finansial dan terbatas pula dengan perasaan iba.

Bulan Ramadhan, adalah kesempatan bagi sebagian besar umat beragama islam untuk mempercantik dan mengumpulkan amal ibadahnya. Yayasan, panti asuhan, pondok pesantren, panti jompo, dan tempat-tempat kumpulan orang lemah, miskin, tersingkir, difabel lainnya menjadi sasaran empuk ladang amal. Meski jauh dari kota, yayasan tempat tinggal Bumi tersebut sering mendapat kunjunngan para pengamal karena kondisinya memang sangat buruk  (rumah, MCK, anak-anak).

Bumi adalah pemuda yang berwajah rupawan namun tertutup oleh penampilan fisiknya yang kusut dan tidak terurus. Suatu malam, dia bersikukuh untuk kabur dari tempat tinggalnya, tanpa memperhitungkan resiko buruk yang mungkin saja terjadi di luar sana, ia membawa beberapa pakaian dan nekat mencuri uang kepala yayasan.

Usahanya berhasil, Bumi berhasil kabur dari tempat yang membesarkannya.

Bersambung....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROSPEKSI

ADA APA APRIL

DILEMATIS