INTROSPEKSI

Cahaya pagi merambat dari jendela kamar tidurku, menyinari kelopak mataku yang tipis, membuatnya terbuka. Aku terbangun tanpa bermimpi, semalam hanya dimensi yang kulewati dengan mati sebentar, dan tidak merasakan apa-apa. Enam hari lalu adalah hari ulang tahunku yang ke -22 tahun, lima tahun kebelakang aku banyak menuliskan apa yang harus dicapai di usia itu, dan kini terjadi justru sebaliknya, banyak hal-hal yang tidak kuharapkan terjadi, mulai putus asa, tak bisa hidup dengan baik, banyak melakukan keteledoran, yang menimbulkan permasalahan runyam. Dulu aku seorang ambisius, dan penuh optimisme hingga orangtuaku selalu percaya aku perempuan yang penuh semangat, mandiri dan tangguh, tapi aku sering menerima kekecewaan, beberapa hal yang ku coba gagal, pun keterbatasan lain yang menghambat perkembangan diri, membuatku sering meremehkan banyak hal dan sulit di atur.

Pagi ini aku niatkan untuk memperbaharui kegiatan harian, aku tidak biasa bangun pukul 06.00 pagi. Semalam aku bertekad agar aku bisa bangun lebih awal untuk melakukan hal-hal yang produktif, seperti malam-malam sebelumnya yang tidak pernah ter-realisasikan.

Aku selalu memikirkan, mengapa Tuhan memberikan rangkaian cerita yang seperti ini, dengan sifat dan kecerdasan yang tidak seimbang dihadapkan kepada permasalahan yang kompleks. Keputusan yang ku ambil tidak memberikan kesempatan besar menjadi lebih baik, justru sebaliknya.

Coba menggali jati diri, dan kemampuan, yang nampaknya lamban perkembangan. Hanya bisa berdoa kepada Tuhan, meminta segalanya kembali normal, dan aku bisa hidup tenang.

Lambat laun aku mengindikasikan diriku sendiri mengalami Bipolar Disorder (suatu kondisi mental yang menyebabkan terjadinya perubahan mood yang ekstrem, perasaan dapat berubah secara tiba-tiba dari sangat bahagia (mania) menjadi sangat sedih (depresi) dalam episode depresif.

Harus ada kemauan keras dalam diriku untuk memperbaiki semua yang telah aku rusak sendiri, baik dari segi mental, spiritual, sifat dan watak, pun hubungan dengan lingkungan sosial (keluarga, teman, sahabat, dll). Hari ini aku memutuskan untuk me-non aktifkan akun media sosial (whatsapp, instagram, twetter, dll), aku katakan Goodbye for a long time. Banyak waktuku yang sia-sia dan terbuang karena hal itu. Susah memang, tapi aku harus bisa mengelola diriku dengan baik, aku memiliki kemampuan yang harus diasah dari waktu ke waktu, aku harus fokus pada sesuatu yang berpotensi menghidupkan masa depanku.

Aku harap malaikat pelindungku selalu membantuku di episode depresif yang ingin memperbaiki diri ini.

Adakah dari kalian, memiliki pengalaman yang sama denganku?
Kalian bisa kirim email untuk berbagi cerita, atau memberi saran dari cerita hidupku yang gagal
heavenue.savannah@gmail.com

Salam damai,



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ADA APA APRIL

DILEMATIS