PERTEMANAN BUNGA KAMBOJA DENGAN MAWAR

Mendoakan semua makhluk agar hidup damai dan bahagia di alamnya masing-masing. Kalimat-kalimat kitab suci memang memiliki karakter tersendiri daripada puisi terakhir seorang teman laki-laki yang malam kemarin tertabrak truk ugal-ugalan di Jalur Pantura. Perasaan seperti apa yang ingin diungkapkannya malam ini kepadaku, aku hanya membaca pesan yang ia kirimkan padaku pagi itu dalam syair puisi yang aku tak tahu maknanya, hingga dia memutuskan dengan janji untuk menemuiku pada malam harinya. Begini puisi yang ia tulis melalui pesan;

Kamboja merenung bersandar ranting yang lemah
bergerak-gerak terkoyak angin namun tak mau patah
lihat mawar yang dirobek-robek serombongan orang berbaju hitam

Kamboja tak kuasa lihat mawar menikmati elegi
putuskan untuk berpisah dengan ranting 
meski diperjuangkan untuk kembang nan indah

Kamboja gugur ranting tak berseru
jera

Kamboja putuskan pergi bersama mawar
dihirup tanah liang kubur

Puisi dan pertanyaanku membawanya kedalam malapetaka, ketiadaannya adalah jawaban atas segala pertanyaan. Dia meniggalkan rasa, emosi, empati, dan kepedulian yang tinggi, dan untukku ia tinggalkan warisan untuk memdambanya selalu.

Kita berteman, bagai bunga kamboja dan mawar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROSPEKSI

ADA APA APRIL

DILEMATIS