MONDIAL PITALOKA

Surat kabar beredar dengan cepatnya menggandakan berita bodoh tanpa fakta. Sumber dari satu redaksi yang di gandakan menjadi beratus-ratus lembar. Rempah-rempah dari Filipina, Malaysia dan India memang sangat langka dan harganya fantastis namun ilegal untuk masuk ke perairan Indonesia. Kami membawa 100 ton beratnya rempah produksi petani India yang bisa kami jual ke restoran-restoran yang menyajikan makanan Asian, dengan keuntungan besar. Jika di telusuri dengan lebih jeli, bisnis kami tidak kotor sedikitpun karena sama-sama menguntungkan dan tidak ada yang merugi baik pihak produksi, distributor, sanpai konsumen. Hanya saja peraturan di negara ini begitu menggairahkan untuk di bakar.

Setelah beberapa tahun berbisnis secara ilegal, kekayaanku setingkat dengan pendapatan artis mahal di Hollywood. Rumah dimana-mana, bisnis properti lancar terkendali, banyak antek-antek yang bisa kusuruh sana-sini, kecuali dalam hal bisnis ilegal ini aku hanya mempercayai satu kawan lamaku yang begitu gesit, handal dan teliti dalam urusan perdagangan ilegal. Namanya Pitaloka.

Muak kudengar namanya, Pitaloka menyimpan dendamnya padaku oleh sebab sakit hatinya, karena mantan kekasihnya menjadi istri sah ku, dan selama itu dia pandai menyembunyikan dendamnya. Pitaloka berkhianat begitu kejam padaku, termasuk istriku. Mereka di ladang Iblis dan aku adalah panenannya yang tidak berbuah.

Aku menulis ini dalam kondisi di penjara, sengsara, dan gila. Dendamku pada Pitaloka sudah tersebar secara mondial. Matilah aku dalam kedunguan, dan kelicikkan serigala berbulu domba.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROSPEKSI

ADA APA APRIL

DILEMATIS