HIDUP NORMAL TANPA KOPI DARAT

Pagi hari, bersama anak mal dengan uang saku perminggu melebihi gaji orangtuaku, dengan senonoh mengambil barang-barang bermerek luar negeri dengan model terkini, gayanya membuat sepermainannya berimajinasi "ingin menjadi seperti..". Khayal untuk menjadi anak orang kaya, anak petinggi negeri, anak pejabat, anak pengusaha sukses, anak pemilik hotel, dan anak-anak lainnya dengan kejayaan yang tinggi.

Mata enggan menutup dunia, atau dunia yang enggan menutup mata?
tiap hari melihat gemerlap, melihat juga gelap
ada yang terbang cepat dengan empat sayap, namun dimakan alap-alap
ada juga yang merayap dengan delapan kaki, namun sewaktu-waktu terbang terhempas angin atau tiupan raksasa berkepala batu
Hukum Tuhan memang sangat sulit dicari jalan terangNya
tapi lebih parah lagi memasakNya secara paksa dan disuapkan ke mulut orang-orang bodoh

Pagi dan siang hampir tak tersekat, aku punya banyak janji dengan beberapa teman yang sudah saling candu; bilamana aku tak menemui mereka rasanya hariku kurang bermakna. Kopi darat lagi, dan lagi, sungguh asyik ketika bisa bertukar pikiran dengan bebas membahas apa saja dari hal terduga atau tak terduga. Sampai pada titik tertentu seorang bijak yang sudah lama ku kenal namu jarang kutemui mengatakan satu kalimat yang mengguncang hati, begini katanya:

"Kamu itu kebanyakan pagi, kurang senja"

Aku tahu kalimat itu dipinjamnya dari Sujiwo Tedjo, tapi dalam sekilas ia berhasil menjadi penasehat ajaib. Praktiknya, di senja hari ini juga aku merenungkan semua.

Senja, hanya ungkapan untuk menggambarkan suasana tenang, sendiri dan merenung yang dapat dilakukan sambil melakukan apapun, entah hanya minum kopi, mengecup gula jawa dengan teh tawar, atau membaca buku petunjuk hidup, kalau kamu suka klenik mungkin bisa membaca majalah Misteri sambil menyimpulkan kau adalah orang yang benar-benar percaya Tuhan.

Perenunganku untuk hidup normal, 
sebagaimana orang bijak menanggapi orang bodoh, 
ia hanya memperbanyak senja
dan mengurangi pagi.

tanpa kopi darat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROSPEKSI

ADA APA APRIL

DILEMATIS