BAPAKU DI BUMI DAN SORGA

Aku pulang pagi, senja baru sampai di rumah, bertemu Bapak Ibu yang penuh belas kasih memandangiku dari ujung kaki hingga ujung kepala, katanya badanku makin kurus dan kantung mataku nampak jelas gelapnya. Mereka selalu melebih lebihkannya, padahal sebaliknya.

Bapak selalu menjaga perasaanku agar tidak sakit hati ketika Ibu menanyakanku seberapa berhasil usahaku saat ini, bijaksananya mengatur cerita yang keluar dari mulut kami tidak menjadi amarah. Aku tidak pernah mau pulang sebelum Bapak memintaku pulang atas dasar kerinduannya padaku.
Hatinya seperti sumur yang dalam, aku sangat mencintainya. Kalau saja ada laki-laki seperti Bapak di usia muda akan kunikahi dia.

Sabda Bapak, menguliti hati, menjadi baru dan baru kembali, dikupas per satuan seperti buah jeruk
sunkist yang menjadi hiasan di atas kue ulang tahun.

Manakah kasih yang lebih indah daripadanya, aku mencintainya, tolong antar kami bersama menuju kehidupan yang nyaman selain di bumi. Mungkin itu di neraka atau di sorga, mars atau venus, di bulan atau antariksa lainnya. Jika bersama Bapakku pasti aku bisa hidup dengan baik.

di dedikasikan kepada: Yang tercinta Bapak Antonius Suharto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTROSPEKSI

ADA APA APRIL

DILEMATIS