Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

JERA

Ceriteranya, di Padepokan Negeri Semarang (seperti judul buku milik teman yang baru rilis) beberapa mahasiswa dengan sangat giat mencari dosennya dan bersikeras untuk menjalin hubungan yang baik agar mendapatkan nilai bagus atau motivasi tertentu, sebagian lagi berjalan dengan apa adanya, bersantai namun tetap bertanggunjawab dengan tugas-tugasnya, sebagian yang lebih minoritas lagi ada mahasiswa yang sering absen sampai tidak pernah masuk kuliah, karena jera dengan perlakukan menyudutkan atau pelajaran atau hal-hal lain (gono-gini) yang membuatnya menjadi semakin takut ketika harus berangkat mengikuti perkuliahan. Mungkin, bagi mayoritas akademisi hal ini bukan suatu masalah, dan mereka menyebutnya sebagai cambukkan bagi mahasiswa untuk maju dan berkembang. Tanpa memikirkan latar belakang atau kekuatan mental setiap orang yang berbeda-beda. Ketika saya mencoba memposisikan diri sebagai dosen yang tanpa disadari membuat mahasiswanya jera, saya juga tidak bisa berbuat banyak, toh yan

SABTU

Sabtu adalah hari yang bagus untuk bersantai bersama orang yang spesial, menikmati akhir minggu dan melepas penat. Berbicara soal "orang spesial" mungkin sedikit menuju ke ranah romantisme, namun tidak melulu soal itu. Ada sabtu yang berakhir dengan hati bersemi-semi, ada pula sabtu yang berakhir dengan air mata, atau sabtu dengan amarah, tergantung dengan siapa kita melaluinya. Sabtu adalah pengorbanan waktu dan emosi, ketika dalam satu keluarga menjalani senin sampai jumat dengan pekerjaan berat (pergi pagi pulang pagi), aku juga tidak bisa meyakini setiap orang akan selalu merayakan Hari Sabtu, mereka bisa saja memilih bersantai di rumah atau bepergian ke luar mencoba hal baru untuk menikmati Hari Sabtu, tergantung dengan siapa pola hidup mereka jalani. Aku mengharapkan Sabtuku selalu dengannya, seseorang yang kucintai hatinya dan segala sesuatu yang ada padanya, sebagai seorang perempuan yang setiap pagi mencium keningnya, memanaskan air untuk mandi hangat, menyiapkan

HILANG

Lama kita bersama, sampai mulutku berbau nafasmu Lama kita bersama, sampai lidah menelan ludah Lama kita bersama, sampai jantungku tak ada (.)